Selasa, 19 Januari 2010

Dampak Dolanan tradisional vs Games modern pada anak

Masa kanak-kanak adalah masa yang bebas bagi anak untuk melakukan apa yang di senangi. karenanya ketika anak bermain tanah misalkan sering kali anak itu belepotan dimana-mana. ada juga yang bermain "dolanan tradisional" seperti dakon,pasaran,cublak-cublak suweng, gobak sodor dan ular naga. merekapun asyik dan sangat menikmatinya, bukan hal yang tidak mungkin proses mekanisme pada "dolanan tradisional " itu menjadi pengaruh dan menstimulasi perkembangan kecerdasan dan jiwa sosial anak.

Fenomena natural itu bisa kita fahami dari salah satu jenis "dolanan tradisional", dakon. dimana dakon ini dalam permainannya di playing oleh dua orang yang saling memaksimalkan intensitas pemikiran dan kecerdasan untuk memenangkannya.Permainan ular nagapun tak kalah juga dalam menstimulasi otak dan jiwa sosial anak, dalam permainan ini ANAK dituntut saling memperbaharui dan menguatkan kepercayaan sesama team dimana jalan permainannya kepala team harus bisa mengkoordinir teamnya agar kompak sehingga bisa menyerang ekor musuh, sedangkan ekor sendiri juga harus senada apa yang di perintahkan oleh kepala team untuk menghindari serangan kepala musuh.


Bagi anak yang terbiasa bermain dolanan tradisional ketika masuk dalam jajaran lingkungan asing tidak akan menemui masalah yang fatal. merekapun mampu beradaptaasi dan bisa mengakrabi karena meraka mempunyai bekal dari pengalaman dolanan tradisional itu, seperti kemampuan kerjasama, penyesuaian diri dan tingkat intelegensi yang bagus

Dan lepas dari itu fenomena "dolanan tradisional" telah memasuki era yang serba modern yang notabene sangat menarik dan mempengruhi anak untuk meninggalkan dolanan tradisional.


Katakanlah yang baru-baru ini terjadi di desa Ngargosari, kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang. terlihat anak-anak di desa tersebut seakan terbuai dan benar-benar me-lakoni "dolanan modern". tak jarang anak-anak yang "berpunya" alias menengah keatas memainkan mp3 full volume sambil berjalan dan mengangguk-angguk. hal ini jauh dari gaya dolanan tradisional yang menjunjung tinggi etika dan penuh keja sama. dan bukan tidak mungkin anak tersebut lambat laun akan memiliki sifat egois dan sombong karena dia merasa anak eksklusif.


Orang tuapun seakan tak peduli dengan fenomena sekarang ini dengan dalih menyenangkan anak. tanpa mereka sadari games modern yang difasilitasi dapat menanamkan ke-egoisan. akibatnya anak akan tumbuh menjadi anak yang berpribadi egois.


Sebaiknya orang tua dalam memfasilitasi dolanan modern lebih bijak dan tidak meninggalkan nilai-nilai dolanan tradisional. dan tak ada salahnya bila instansi terkait seperti TK maupun SD turut andil mengenalkan dolanan tradisional pada perserta didik, boleh juga dikemas dalam muatan lokal berbasis "lapangan".

2 komentar:

Unknown mengatakan...

dolanan anak itu spt congklak, bekel itu yg mesti dilestarikan

tomtomz mengatakan...

enggak ada salahnya mbak nambahin,cos itu juga dolanan yang juga berpengaruh pada pengrasangan daya intelegensi...

thanks komentnya.